Kontroversi hebat muncul
di seputar kematian Syekh siti Jenar yang misterius. Cahaya kemilau yang
memancar dari jenazah Syekh Siti Jenar dan bau harum semerbak wangi jenazahnya,
bertentangan dengan perlakuan pihak kerajaan Demak Bintoro dan Wali Songo
terhadap Syekh Siti Jenar beserta pengikutnya. Lebih misterius lagi adalah
sikap Wali Songo yang menukr jenazah Syekh Siti Jenar dengan bangkai anjing
kudisan.
Pertentangan praktik sufi
Syekh Siti Jenar dengan Wali Songo tampaknya terletak pada penekanan aspek
formal ketentuan syariah pada Wali Songo. Dalam sejarah Islam, praktik sufi
yang lebih mementingkan aspek etik atau akhlak, sering kali ditindas elite
penguasa Islam yang didukung elite ulama ahli syariah. Berbagai takanan politik
harus dihadapi para penganut sufi. Tidak jarang tokoh sufi itu harus menghadapi
nasib tragis hukuman mati penguasa Islam seperti yang dialami al-Hallaj yang dihukum
pancung pada awal sejarah perkembangan Islam sekitar abad ke-9 Masehi.
Selain menekankan fokus
perhatian pada jalan kematian Syekh Siti Jenar dan pengikutnya, buku ini juga
memuat kelahiran Mas Karebet (Joko Tingkir) dalam suasana kematian Ki Ageng Tingkir.
Mas Karebet inilah yang nantinya akan terlibat di dalam konflik kekuasaan
pasca-kerajaan Islam-Demak. Karena itu, akan penting artinya bagi studi
pertentangan keagamaan yang melibatkan kekuasaan politik, dan bagi studi
perkembangan Islam di Jawa, terutama bagaimana kaitan konflik keagamaan dengan
perkembangan politik di Indonesia modern kemudian hari.
Harga : Rp 60.000 (Diskon 15%) Rp. 51.000
Pesan SMS/WA 0856-0100-1190 ~ Lokasi Jogja ~ Bisa Kirim
0 komentar
Posting Komentar